Thursday, May 31, 2007

come let me love you, let me give my love to you


Terusin lagi yah ceritanya.


Happy ending, temanku itu menemukan jodohnya disini, seorang yg baik hati dan ngga aneh2....hanya dia juga ngga sempurna karena dia hobbynya kerja dan kerja...
Tapi seringkali memberikan bunga dan ucapan2 seperti syair lagu aja..he he

Seringkali bila dia ingat akan "mantan" dan "masa lalunya" dia mencoba berfikir lebih realistik, sering dia berkata padaku, bukan salah "mantan" ku kalau ceweq2 terpikat padanya, karena dia penuh dengan kelebihan2.... dia ganteng, selalu wangi, lembut tutur katanya, dan sopan santun dan fun buanget serta kaya raya...tapiii kenapa yah dia tega merengut kebahagianku diantara kawan2 ku, saudara2 ku di Indonesia, sehingga aku harus terdampar disini...(ah manusia kan tak ada yg sempurna yah? dia mensyukuri hidupnya disini tapi juga mengeluhkan kehilangan seluruh prestige nya yg lalu).
Juga lama2 dia menyadari semua itu bukan kesalahan mantan suaminya saja, tapi pasti juga kesalahannya....suatu perceraian pasti dua2 nya bersalah.
"Aku itu sibuk kerja juga, dan hanya kadang2 mengikuti nya, dunia bisnisnya mengharuskannya untuk meeting kesana kemari dan seringkali di hotel2 gede. Gadis2 cantik sebagai pelancar bisnis kayanya legal di mana2"

(Aku jadi ingat juga jaman dahulu kala, waktu aku masih bekerja sebagai "PNS"...jika ada "acara gede" di lobby hotel dan mengundang "pejabat2" dari seluruh Indonesia, pasti gosip2 tentang perselingkuhan beliau2 marak....he he he..)

Itulah hidup, kalau kehidupan ini selalu saja baik, rumah tangga selalu adem ayem....pasti dunia ini sepi yah? ga bakalan rame....
ngga ada perang kembang yg berakhir "happy" ato ngga ada baratayudha yg berakhir perceraian.

Monday, May 07, 2007

Kesempurnaan hidup??


Ber minggu minggu aku mikir terus, gara2 ngobrol dengan beberapa teman dekatku tentang "jalan hidup"....dan semua itu membuatku berfikir terus.
"Saling melihat" "saling memperhatikan" "saling mengiri" yang semua nya sepertinya tidak ada gunanya....
Ini cerita kawanku yg sepertinya "punya segalanya": kecantikan, harta, rumah tangga yg klihatannya begitu serasi dan bahagia, suami yg gagah dan ganteng, businessman yg berhasil...sehingga semua orang yg melihatnya selalu menilai ..."pasangan sempurna".. tapi apa seh "sempurna" itu?

Ini sebagian cuplikan cerita dia :
Wied, aku kan menikah ketika aku masih cukup muda, aku punya kerjaan yg bagus..karier yg mantab dan suami ku juga berhasil dalam usahanya..bayangin umurku yg belum ada 25 th aku sudah punya rumah yg besar lengkap dengan kolam renang dan tentu saja satpam...
Tapi cinta dan harta yg berlimpah ternyata tidak cukup untuk sebuah rumah tangga....
Perkawinanku baru akan menginjak tahun ke 3, ketika aku mengetahui bahwa "suamiku" selingkuh...dia "main2" dengan wanita lain, hatiku sakit sekali, ini kah kado ulang tahun perkawinanku?. Rasanya harga diriku terinjak, pedih sedih dan marah campur aduk jadi satu.
Tak sepatah kata yg mampu aku ungkapkan didepannya, dihari itu yg harusnya kami kenang sebagai hari bertambahnya jalinan cinta kami berjalan hambar...tak ada pesta atau ucapan selamat....
Esok harinya dia datang padaku...minta maaf dan berjanji tak akan mengulangi "kekhilafannya" dan dengan sepenuh hati kumaafkan dia...aku cinta padamu mas...aku ingin kau mendampingi hidupku selamanya.....

Tapi....ternyata, 2 tahun berikutnya adalah kebohongan yg kutemui, sesekali ketika aku susul dia kalau pas lagi tugas ke luar kota aku mencium aroma wanita lain di kamar hotel kami, dan itu tidak hanya sekali atau dua kali...tapi ber kali2.... Sampai suatu hari, ketika aku punya waktu luang dan aku pergi ke "arisan rt" aku dengar kasak kusuk tentang "suamiku" ....ada yg mencarinya, bapak2 yg mau minta pertanggung jawabannya...dan menanyakan rumah "jeng" ke pak RT,..bayangkan Wied...gimana perasaanku saat itu....aku bertahan disitu dengan ketenangan yg luar biasa..tapi dalam hatiku sakit sekali dan tentu saja malu.

Sesampainya dirumah, aku siapkan kunci mobilku..aku paksa "suamiku" untuk menunjukkan rumah "wanita lain" pacarnya...mula2 dia menolaknya...tapi aku mengancamnya...aku menemukan sendiri atau kau tunjukkan...percayalah aku tidak akan melabraknya, aku hanya ingin tau siapa dia...dan bagaimana dia.
Naluri wanita akan tau kalau orang yg di cintainya menghianatinya.
Lalu dengan janji tak akan membuat ribut dia mengantarku kerumah wanita itu....dirumah yg sederhana itu aku ketemu "dia" wanita yg telah menghancurkan aku....tapi wanita itu langsung masuk ke dalam rumah...dan kedua orang tuanya menemuiku...
"ibu....maafkan anak kami"
"pak, bu..apakah anak itu tidak tau bahwa laki2 ini telah beristri? kenapa dia mau saja dihamilin?"
Panjang lebar aku "ngomel" didepan orang2 itu...aku katakan padanya..apa dunk namanya kalau seorang gadis mau dibawa ke hotel dan tanpa tanya apakan laki2 itu beristri atau lajang?
Lalu diakhir kalimatku aku bilang...jangan harap suamiku akan menikahi anak bapak.....tak mungkin..karena kami menikah secara agama yg tidak membolehkan perceraian ....jadi kami tak mungkin bercerai......
Tapi begitu sampai dirumah, semua ketenanganku hilang...aku bilang "kita cerai".
Malam itu aku kunci pintu kamarku...kami pisah ranjang...

Sejak saat itu aku tak lagi perduli akan dia, aku berangkat kerja dan setelah itu aku habiskan malam2 ku di cafe bersama kawan2 ku...sering aku pulang tengah malam, dan langsung aku menuju kamarku dan tak kuhiraukan dia yg masih juga belum tidur. Tapi aku ngga nyeleweng blas. Aku hanya pergi dan berusaha melupakan "masalah"ku.
Sampai seminggu setelah kebiasaanku pulang tengah malam berlangsung, aku menyadari bahwa aku "telat" tidak mendapatkan period ku. Aku panik....oh Tuhan, kalau aku hamil berarti anakku akan ikut menderita denganku....akankah aku bertahan hidup bersamanya dengan seluruh kebohongan2 nya? dan bagaimana kelak nasib anakku?.
Ketika aku tau bahwa aku positif hamil, aku semaking jarang dirumah, aku pergi kemana saja aku ingin pergi, pokoknya jauh dari rumah. Sampai suatu malam, "suami"ku menungguku dan dengan pandangan marah dia menegurku, tapi aku tak perduli, dan aku tetap melangkah menuju kamarku, tak kuhiraukan teguran2 dia, kututup rapat telingaku.....sampai dia berhasil meraih pundakku, dan aku berusaha lari ternyata aku menabrak pintu...setelah itu aku tak sadar apa yg terjadi, tapi.....aku telah di rumah sakit...keguguran.
Disitu kulihat mama, papa dan "suami"ku, dia menangis dan minta maaf padaku, tapi hatiku dingin....tak kuindahkan tangisannya.
Tuhan menunjukkan padaku apa yg terbaik, pengikat ku dengannya hilang sudah...anakku pergi sebelum sempat terbentuk jadi bayi...
Kuputuskan meninggalkan Indonesia, dan aku sekolah lagi disini, sementara lawyer ku mengurus "perceraianku".

Wah....rasanya aku tak percaya mendengar kisahnya, disini di negeri ini dia bekerja, bersih2 rumah sendiri, berkebun sendiri dan nyuci ngepel....pokoknya dikerjakannya sendiri. Tapi kulihat sinar kebahagiaan di matanya.

bersambung.................